Senin, 15 Desember 2014

Panas Jenis



BAB I
                                                 PENDAHULUAN

1.1. Latar Balakang
Panas jenis merupakan panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu yang sama atau berbeda dari suatu bahan ke bahan yang lain. Panas jenis dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu yang terjadi dan pengaruh panas jenis air. Susu merupakan produk yang kaya kandungan vitamin dan mineralnya.  Produk olahan susu dapat berupa susu cair atau susu kental manis dimana masing-masing telah diberi tambahan gizi sehingga kandungannya tidak lagi sama, begitu pula dengan panas jenisnya. Pada percobaan ini kita akan menguji pada empat jenis susu dengan merk yang berbeda-beda. Penentuan kapasitas panas jenis susu dilakukan dengan menghitung terlebih dahulu kandungan mineral pada tiap-tiap jenis susu. Panas spesifik merupakan jumlah panas yang bertambah atau hilang dari produk pangan setiap ada perubahan satu unit suhu tanpa terjadinya perubahan bentuk (kJ/kg.ºC). oleh karena itu perlu untuk kita mengetahui kapasitas panas jenis atau panas spesifik produk susu pada empat jenis susu yang berbeda.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kapasitas  panas jenis atau panas spesifik produk susu pada empat jenis susu yang berbeda.








                                                            BAB II                 
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kalorimeter
            Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalorimeter adalah kalorimeter campuran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain yang agak lebih besar.kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat misalkan gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran kalor dengan sekitar kalorimeter dapat dikurangi. Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat dicampurkan didalam kalorimeter, air dalam kalorimeter perlu diaduk agar diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Asas penggunaan kalorimeter adalah asas black. Setiap dua benda atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai keseim- bangan yaitu suhunya sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan energi (Pettruci, 1987).
Kalorimeter dikalibrasi menggunakan pemanas listrik yang diketahui jumlah energi panas dengan massa zat tertentu sehingga dapat menghitung suhu yang naik. Rumus factor kalibrasi adalah: factor kalibrasi = energi yang dilepaskan/kenaikan suhu = (V × i × t) / kenaikan suhu. Kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter sederhana dan kalorimeter bom (Syarifudin, 2010).
2.3. Jenis- jenis kalorimeter
Ada berbagai jenis kalorimeter, yaitu kalorimeter alumunium dan kalorimeter bom. Kalorimeter alumunium adalah kalorimeter yang didesain agar pertukaran kalor hanya terjadi didalam bejana kalorimeter dan menghindari pertukaran kalor kelingkungan sekitarnya. Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalor) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter larutan (Sholihah, 2012).
2.4. Kalor
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj). 1 kilokalori= 1000 kalori, 1 kilojoule= 1000 joule, 1 kalori   = 4,18 joule.
2.5. Karakteristik Susu
Meskipun secara fisik, susu berbentuk cair dan sering dianggap sebagai minuman, pada kenyataannya susu mengandung total padatan yang setara dengan kandungan total padatan berbagai jenis bahan pangan berbentuk padat. Sekitar 13 % padatan susu mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin dimana persentase komponen-komponen dalam susu tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan, tahapan dalam periode laktasi, musim dan keadaan makanan (Junaidi, 2001).
2.6. karakteristik Panas jenis bahan
Sebelum mengukur panas jenis suatu bahan yang perlu diperhatikan adalahdua atau lebih benda yang berbeda suhunya apabila bersentuhan cukup lama akan membentuk suhu akhir yang sama. Benda bersuhu tinggi memberikan kalor kepada benda bersuhu rendah. Kalor yang diberikan sama dengan kalor yang diterima. Pernyataan ini sesuai disebut dengan asas black. Alat yang sering digunakan dalam menghitung jumlah kalor disebut kalorimeter. Pada prinsipnya alat itu mempunyai dua dinding yang diantaranya dibatasi dengan bahan yang tidak mudah dilalui kalor (Soeparmo, 1994).
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari minggu, 30 November 2014 di Laboratorium Bioproses Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain timbangan analitik, kompor listrik, kalorimeter, gelas piala (beaker gelas) dan gelas pengaduk.
3.2.2    Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yank digunakan pada praktikum ini adalah susu indomilk, susu frisian flag, susu krimer, susu enak dan air mineral.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah kerja dalam praktikum adalah ini sebagai berikut:
1.      Diamati komposisi kimia susu seperti kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan mineral pada label produk.
2.      Diitung  panas spesifik dari masing-masing produk dengan rumus Heldman dan Singh (1981).
3.      Dipanaskan 100 ml air mineral dengan menggunakan kompor listrik.
4.      Dimasukan 100 gr susu kedalam 100 ml air panas.
5.       Dimasukan kedalam kaliometer selama 6 menit.
6.      Dihitung suhu awal dan selang waktu selama 2 menit.
7.      Diulang perlakuan ini untuk susu yang berbeda.
8.      Dicatat hasilnya dalam tabel pengamatan.


BAB V
PEMBAHASAN
Panas jenis merupakan banyaknya panas yang diperlukan untuk menimbulkan kenaikan suhu yang sama dan berbeda-beda dari suatu bahan ke bahan lainnya. Penentuan kapasitas panas jenis susu dilakukan dengan menggunakan suhu bahan yang telah diukur sebelumnya dengan kalorimeter dan dibandingkan dengan panas jenis air. Pada pengujian susu indomilk didapatkan kandungan mineralnya sebanyak 2,625gr, sedangkan kandungan gizinya sebanyak 100 gr. Sehingga untuk panas jenis air pada susu indomilk 5300 kalori  22154 joule, dan panas jenis susunya 1,767 kal/gC. Sedangkan Cp susu dengan pengujian sebanyak 124,241 g.
Pada pengujian susu frisian flag, kandungan mineralnya sebanyak 0,7875 gram. Dan panas jenis airnya 5300 kalori 22154 joule, panas jenis susunya 2,04 kal/gC sedangkan Cpsusu dengan pengujiannya sebanyak 117,279 g. Pada pengujian susu Enak didapatkan kandungan mineralnya sebanyak 2,71 gram. Dan kandungan sebanyak 100 gram. Untuk panas jenis air susu Enak sebesar 5300 kalori 22154 joule dan panas jenis susunya 2,14 kal/gC. Sedangkan Cpsusu dengan pengujian sebanyak 124,542 gram. Pada pengujian susu kremer, kandungan mineralnya sebanyak 2,8 gram. Sedangkan kandungan gizi sebanyak 100 gram. Untuk panas jenis air susu kreamer berkisar 5300 kalori 22154 joule, sedangkan untuk panas jenis susunya sebesar 1,89 kal/gC. Dan Cpsusu dengan pengujian sebanyak 124,874 gram.
Kapasitas panas jenis susu untuk tiap merk berbeda-beda, hal itu tergantung pada kandungan gizi tiap jenis susu dan berapa besar kandungannya. Adapun hal-hal yang mempengaruhi penentuan kapasitas panas jenis susu antara lain yaitu perbedaan komposisi susu, besarnya panas yang diberikan serta wujud dari bahan yang diukur kapasitas panas jenisnya dan massa bahan.
Untuk mengetahui panas jenis suatu bahan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap kandungan gizi tiap jenis susu, dan dari hasil pengamatan dan perhitungan diketahui bahwa susu enak mempunyai nilai kapasitas panas jenis susu yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis susu yang lainnya, hal tersebut terjadi karena susu enak adalah susu yang paling lengkap kandungan gizinya. Nilai dari kapasitas panas jenis tiap susu berarti bahwa susu tersebut berkemampuan untuk menimbulkan perubahan suhu dengan besar tertentu karena adanya panas yang diberikan.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas maka dapat diketahui bahwa masing-masing jenis susu memiliki panas jenis yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh kandungan bahan yang terdapat pada masing-masing merek susu tersebut. Merek susu yang memiliki panas jenis susu pengujian yang lebih tinggi terdapat pada susu Enak.

















BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil Pengamatan, perhitungan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.        Panas jenis merupakan banyaknya panas yang diperlukan untuk menimbulkan kenaikan suhu yang sama dan berbeda-beda dari suatu bahan ke bahan lainnya.
2.        Penentuan kapasitas panas jenis susu dilakukan dengan menggunakan suhu bahan yang telah diukur sebelumnya dengan kalorimeter dan dibandingkan dengan panas jenis air.
3.        Pada susu indomilk panas jenis susunya 1,767 kal/gC, susu frisian flag panas jenis susunya 2,04 kal/gC, susu enak panas jenis susunya 2,14 kal/gC, dan pada susu kremer panas jenis susunya sebesar 1,89 kal/gC.
4.        Faktor yang mempengaruhi penentuan kapasitas panas jenis susu antara lain yaitu perbedaan komposisi susu, besarnya panas yang diberikan serta wujud dari bahan yang diukur kapasitas panas jenisnya dan massa bahan.
5.        Merek susu yang memiliki panas jenis susu pengujian yang lebih tinggi terdapat pada susu Enak.
6.2. Saran
            Perlengkapan lab sudah bagus, pembinaan Co’ass juga sudah baik.
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya jauh lebih baik lagi.











DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, 2001. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Syarifudin. (2010). Buku Pintar Kimia untuk SMA. Scientific Press. Tangerang.
 Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4. Erlangga. Jakarta
Sholihah, Nita Rahmatus. 2012. Menentukan Panas yang Ditimbulkan oleh Arus Listrik dan Tara Kalor Listrik. Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Jakarta
Soeparno, 1994. Fisika. PT Pabelan. Surakarta.

















HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk membuat laporan tetap.












Mataram, 13 Desember 2014
Mengetahui,
Co.Assten Satuan Operasi                                                      Praktikan


 Laely Fitry Handayani                                                   Nurul Hafizah Najat
 Nim. 033C1J009                                                            Nim. J1B 013 083



Jumat, 12 Desember 2014

KESEIMBANGAN MASSA DAN ENERGI UNTUK DESTILASI AIR LAUT

LAPORAN MINGGUAN
SATUAN OPRASI

ACARA VI
KESEIMBANGAN MASSA DAN ENERGI UNTUK DESTILASI AIR LAUT





OLEH:
NAMA: NURUL HAFIZAH NAJAT
NIM: J1B013083
KELOMPOK: 10


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM

2014








BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Banyak cara yang dilakukan untuk memperoleh air bersih, salah satunya yaitu dengan destilasi. Pada proses destilasi terjadi pemanfaatan sinar matahari untuk memisahkan garam dari airnya sehingga diperoleh air murni. Krisis air bersih pada beberapa tahun yang lalu melanda banyak daerah di Indonesia. Sedangkan penyaluran air bersih belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh penduduk. Banyak masyarakat merasakan kesulitan, terlebih pada musim kemarau yang panjang ini. Di pasaran, air minum kemasan bisa lebih mahal dari bensinuntuk setiap liternya. Kebutuhan air industri juga sangat besar, namun sumber daya alam amat terbatas, terutama di daerah-daerah tanpa sumber air yang cukup sepanjang tahun. Sedangkan untuk daerah atau kota di dekat pantai, air laut cukup berlimpah. Teknologi distilasi air laut atau desalinasi sangat diharapkan untuk menghasilkan air tawar dengan produksi tinggi tetapi dengan energi murah. Dengan kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi tepat guna, secara mandiri kita dapat membuat instalasi dengan biaya investasi dan operasi yang relatif rendah. 

1.2. Tujuan Praktikum

Adapaun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menegetahui keseimbangan massa energi untuk destilasi air laut.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Destilasi

Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi). Misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara destilasi bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom fraksionasi. Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang mudah menguap, sedangkan cairan yang tidak mudah menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian minyak bumi dan lain-lain (Syarifudin, 2008)
2.2. Jenis-jenis Destilasi
1.      Destilasi biasa ini digunakan untuk memisahkan dua macam zat atau lebih yang mempunyai titik didih cukup besar.
2.      Destilasi uap merupakan suatu cara untuk memisahkan dan memurnikan senyawa organik yang tidak larut ataupun sukar larut dalam air.Keuntungan cara destilasi ini adalah bahwa campuran dapat terdestilasi di bawah titik didih zat organk tersebut dan bahkan di bawah titik didih air, destilasi uap berguna untuk memisahkan zat (tak larut dalam air) yang mempunyai tekanan uap relative rendah (5-10 mg Hg) pada sekitar 100°C. Zat dengan tekanan uap sangat rendah tidak dapat didestilasi dengan destilasi uap. Jadi dengan cara ini dapat dilakukan pemurnian beberapa zat yang mempunyai titik didih tinggi.
3.      Destilasi vacum (tekanan rendah), destilasi ini untuk cairan yang terurai dekat titik didihnya, sehingga untuk memisahkan diri dari komponennya tidak dapat dilakukan dengan destilasi biasa, dalam destilasi dengan tekanan rendah, destilasi tidak dilakukan pada tekanan barometer biasa, sehingga cairan tersebut dapat mendidih jauh dibawah titik didihnya yang selanjutnya proses pemisahannya seperti biasa. Perhitungan antara titik didih dan tekanan.
4.      Destilasi terfraksi, Hukum Roult mengatakan bahwa tekanan uap dari sebuah komponen tertentu sebanding dengan tekanan uap murni dikalikan dengan fraksi molnya dalam larutan tersebut (Sutrisno,2012).

2.3. Macam-macam Teknik Destilasi
Pada destilasi biasa, tekanan uap diatas cairan adalah tekanan atmosfir (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada atmosfer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat. Destilasi terfraksi, digunakan untuk memisahkan campuran zat cair yang mempunyai perbedaan titik didih tidak berbeda banyak. Maka dengan menggunakan kolom yang panjang dan mempunyai sekat/trap yan banyak, ditiap trap akan terjadi proses penguapan pengembunan sendiri yang berarti akan terjadi proses pemisahan kedua komponen dalam banyak tahap. Pada bagian bawah akan terdapat campuran uap yang kaya dengan fraksi yang mempunyai titik didih tinggi, sedangkan pada bagian atas akan terdapat campuran uap yang kaya dengan. fraksi titik didih rendah. Makin banyak trap yang dipunyai, makin banyak proses fraksinasi tersebut, sehingga pemisahan akan terjadi lebih sempurna (Anonim, 2014).

2.4. Proses Kerja Destilasi
Prinsip destilasi adalah pemisahan komponen dari campuran cairan melalui penyaringan yang tergantung kepada perbedaan titik didih dari masing-masing komponen. Proses destilasi tergantung pula pada konsentrasi komponen dan jenis tekanan uap dari campuran cairan. Proses destilasi merupakan proses yang mirip dengan proses daur air di alam yang bertujuan untuk membersihkan air dari kontaminan. Destilasi merupakan proses yang menggunakan panas sehingga bakteri, virus dan zat-zat pencemar biologi lainnya akan musnah. Destilasi merupakan proses yang mengumpulkan uap air yang murni, uap air naik dari air yang dimurnikan, sisa-sisa hampir semua zat pencemar lain tidak akan ikut menguap. Titik embun hasil penguapan memiliki diameter yang variasinya tergantung pada lapisan permukaan, sehingga titik-titik embun itu akan membentuk cairan, mekanisme pindah panas yang efektif dan koefisien panas bahan yang sangat ekstrim juga menjadi faktor penentu dalam pembentukan titik embun (Akhirudin, 2008).

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Destilasi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi destilasi diantaranya yaitu intensitas radiasi matahari, suhu lingkungan, keadaan awan, keadaan cuaca, kecepatan angin, luas destilator, kemiringan destilator dan lamanya waktu proses destilasi. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses destilasi adalah suhu atau pemanasan. Jika pemanasan terlalu besar dikhawatirkan akan terjadi flooding (banjir). Ciri dari flooding itu sendiri adalah tertahannya cairan di atas kolom, pada saat terjadi flooding transfer massa yang dihasilkan tidak maksimal. Ketika terjadi flooding, cairan tidak dapat mengalir ke bawah lagi, tetapi akan terakumulasi atau bahkan dapat ikut terbawa ke atas oleh uap, sehingga proses destilasi harus segera dihentikan (Sutrisno, 2010).






BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu 30 November 2014 di Halaman Parkir Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat Praktikum
            Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kolektor bertingkat, thermometer, thermokopel, stopwatch, dan gelas ukur.
3.2.2. Bahan Praktikum
            Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air laut 1 galon.

3.3. Prosedur Kerja
1.    Diletakkan alat desikator menghadap sinar matahar.
2.    Dimasukkan air laut sebanyak yang diperlukan untuk memenuhkan alat kolektor  bertingkat.
3.    Diletakkan thermometer dan thermokopel masing-masing pada air laut, dinding kaca bagian dalam, dinding kaca bagian luar, dinding alat desikator, dan pada lingkungan.
4.    Diambil data setiap satu jam selama 8 jam pengamatan.
5.    Diambil data radiasi sinar matahari dan kecepatan angin yang diperoleh dari data Stasium Meteorologi dan Geofisika Selaparang.
6.    Dihitung dan dianalisa setiap data primer dengan setiap persamaan.


BAB V
PEMBAHASAN

            Destilasi merupakan proses pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didih dari komponen-komponen yang akan dipisahkan. Destilasi sering digunakan dalam proses isolasi komponen, pemekatan larutan, dan juga pemurnian komponen cair. Proses distilasi didahului dengan penguapan senyawa cair dengan pemanasan, dilanjutkan dengan pengembunan uap yang terbentuk dan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan distilat. Dasar proses destilasi adalah kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan fasa uap.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil perhitungan yaitu radiasi yang sampai ke bumi (Ih) adalah 381,6792 Joule, keawanan (Aw) adalah 387,149 Joule dan energi yang hilang saat proses destilasi (Qabs) adalah 577,484 Joule. Hasil perhitungan untuk E yang terkumpul (Q) didapatkan hasil sebanyak 14, 92416 Joule, untuk jumlah Q total sebanyak 110099,192 x 104 Joule, jumlah Q efesiensi pada percobaan didapatkan 190,653 Joule dan jumlah kapasitas dari percobaannya adalah sebanyak 6,75 m3/jam.
Dalam praktikum ini digunakan alat destilator bertingkat, alat ini ditutup dengan kaca transparan agar pada saat penguapan, air yang menguap tidak hilang tetapi tertahan oleh kaca dan sinar matahari dapat mengenai bahan. Wadah tempat air laut yang akan didestilasi di cat dengan warna hitam, ini dimaksudkan agar dapat menyerap kalor dari radiasi matahari secara sempurna karena benda hitam memiliki emisivitas sama dengan satu, kaca yang digunakan pada kolektor bertingkat tersebut bukan kaca biasa melainkan kaca prisma yang dapat membiaskan sinar matahari secara sempurna. Pada alat ini diletakkan 4 termometer yaitu termometer air laut, termometer lingkungan, termometer kaca luar dan termometer kaca dalam.
Proses destilasi berawal dari pengumpulan energi panas matahari dengan kolektor untuk disimpan dan mendapatkan suhu yang lebih tinggi, adanya panas tersebut menyebabkan suhu air laut meningkat dan menguap karena panas yang berasal dari radiasi surya. Uap bergerak naik ke atas dan akan mengambun bila menyentuh permukaan atap bagian dalam lalu sulingan disalurkan dan ditampung. Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses destilasi yaitu suhu lingkungan, kecepatan angin, luas destilator, kemiringan destilator. Selain itu proses destilasi juga dipengaruhi oleh keadaan awan yang akan mempengaruhi intensitas cahaya matahari yang sampai ke bumi, selain itu juga dipengaruhi oleh keadaan cuaca yang berbeda-beda antara daerah yang satu dengan yang lainnya.















 BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1. Hasil Pengamatan
4.1.2 Tabel Pengamatan Destilasi Air Laut
Jam
T
Dalam kaca
(0C)
T
Air laut
(0C)
T
Dinding
(0C)
T
Luar kaca
(0C)
T Lingkungan
(0C)
Va Tampungan
(m3)
Ket.
(Warna)
10.00
40
41
32
31
30
0
bening
11.00
45
54
44
34
34
0
12.00
50
62
50
42
41
8
13.00
59
67
54
45
42
10
14.00
68
70
60
48
45
12
15.00
60
65
55
40
40
18
16.00
55
60
50
39
38
19
17.00
50
57
48
38
33
20

Diketahui:
I max               = 177,8 kal      = 741,07 joule
I min                = 0,00 kal        = 0 joule
V angin           = 8 knot           = 14,4 km/jam
t                       = 8 jam
β                      = 150
θ                      = 480
n                      = 2669 jam
Kc=Ki             = 0,78
Rb                   = 0,7478
Rd                   = 8
T air laut              = 30,275          = 303,275 K
Tlingkungan              = 32oC             = 305 K
T1max                      = 36oC             = 309 K (Permukaan dalam kaca)
T1min                      = 30oC             = 303 K (Permukaan luar Kaca)
Isc                   = 1353
γ                      = 21,348
v                      = 54    
x                      = 0,43
e                      = 5,672 x10-4
α.γ                   = 0,86
(γ β)1                = 0,76
L1                           = 0,15
T                      = 5,6097 x 10-4
4.2 Hasil Perhitungan
4.2.1  Radiasi yang sampai di bumi
I           = (I max – I min) sin n (t - (t-1) ) + I min
                        = (741,07 – 0,00) sin 2669 (8 – (8 – 1) + 0,00
                        = 741,07 x 0,515
                        = 381,679 joule
4.2.2  Penentuan Keawanan
I0            = Isc T ((1 + 0,33 cos 360 x n) / 370)
                        = 1353 (5,6097 x 10-4) ((1 + 0,33 cos 360 – 2669) / 370)
                        =  (7589,92 x 10-4 ) ((-2667) / 370)
                        = -5,47 joule
aw       = I n/I0
                = 381,679 – (-5,47)
                            = 387,149 joule
4.2.3  Penentuan Energi Hilang
Rb       = Cos (θ + β) cos l cos x + sin (θ + β) sin γ
                        = cos (48 + 15) cos 0,78 cos 0,43 + sin (48 + 15) sin 21,438
                        = (0,4539) (0,9999) (0,9999) + (0,8910) (0,3654)
                        = 0,7793
Rb       = 0,7478
Rd       = 8
Id        = 0,16 x In
                        = 0,16 x 381,679
                        = 61,06864
Ib         = In – Id
                        = 381,679 – 61,06864
                        = 320,61036
Qabs    = (α.γ) Ib Rb + (γ β)1 Id Rd
                        = (0,86) (320,61036) (0,7478) + (0,76) (61,06864) (8)
                        = 577,484
4.2.4  Penentuan E Terkumpul
A         = 0,48
H2          = Rb x 30 x 14,4
                        = 0,7478 x 30 x 14,4
                        = 323,0496
 uL3      =
                        =
                        = 5,182
            Q         = UL3A x (T1max - T1min)
            = 5,182 x 0,48 x (309ok - 303ok)
            = 14, 92416
4.2.5  Penentuan Q total
Q total             = e .  (Tal4 – T lingk4)
                        = 5,672 x 104 x (303,2754-3054)
                        = 5,672 x 104 x 19411
                        = 110099,192 x 104
4.2.6  Penentuan Q efisien
Qef      =
                        =
                        = 190,653
4.2.7  Kapasitas
          Kapasitas =
                                      =
                          = 2,8
  

BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Destilasi merupakan proses pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didih dari komponen-komponen yang akan dipisahkan.
2.      Hasil perhitungan yang didapatkan berdasarkan data hasil pengamatan yaitu radiasi yang sampai ke bumi (Ih) adalah 381,6792 Joule.
3.      Jumlah kapasitas dari percobaannya adalah sebanyak 6,75 m3/jam.
4.      Destilasi merupakan suatu sistem yang memanfaatkan sinar matahari sebagai energi panas.
5.      faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses destilasi yaitu suhu lingkungan, kecepatan angin, luas destilator, kemiringan destilator.
6.2. Saran
            Sebaiknya pada praktikum selanjutnya alat praktikum sebaiknya diganti dengan alat yang kondisinya lebih baik dari yang sebelumnya.








DAFTAR PUSTAKA

Akhirudin, T., 2008. Desain Alat Destilasi Air Laut dengan Sumber Energi  Tenaga Surya sebagai Alternatif Penyediaan Air Bersih. IPB Press. Bogor.
Anonim, 2014. Macam-macam Destilasi.  http://parmanrz.blogspot.com/2014/02/macam-macam-destilasi.html. diakses pada tanggal 2 Desember 2014.
Firman, Harry dan Liliasari. 2005. Kimia untuk SMU 1. Depdikbud. Jakarta
Syarifudin. 2008. Kimia. Tangerang. Scientific Press.
Sutrisno, E.T., 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan Press. Bandung
Turmala, Ela Sutrisno, Dra, M.S., 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan. Bandung.