Senin, 15 Desember 2014

Panas Jenis



BAB I
                                                 PENDAHULUAN

1.1. Latar Balakang
Panas jenis merupakan panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu yang sama atau berbeda dari suatu bahan ke bahan yang lain. Panas jenis dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu yang terjadi dan pengaruh panas jenis air. Susu merupakan produk yang kaya kandungan vitamin dan mineralnya.  Produk olahan susu dapat berupa susu cair atau susu kental manis dimana masing-masing telah diberi tambahan gizi sehingga kandungannya tidak lagi sama, begitu pula dengan panas jenisnya. Pada percobaan ini kita akan menguji pada empat jenis susu dengan merk yang berbeda-beda. Penentuan kapasitas panas jenis susu dilakukan dengan menghitung terlebih dahulu kandungan mineral pada tiap-tiap jenis susu. Panas spesifik merupakan jumlah panas yang bertambah atau hilang dari produk pangan setiap ada perubahan satu unit suhu tanpa terjadinya perubahan bentuk (kJ/kg.ÂșC). oleh karena itu perlu untuk kita mengetahui kapasitas panas jenis atau panas spesifik produk susu pada empat jenis susu yang berbeda.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kapasitas  panas jenis atau panas spesifik produk susu pada empat jenis susu yang berbeda.








                                                            BAB II                 
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kalorimeter
            Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalorimeter adalah kalorimeter campuran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain yang agak lebih besar.kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat misalkan gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran kalor dengan sekitar kalorimeter dapat dikurangi. Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat dicampurkan didalam kalorimeter, air dalam kalorimeter perlu diaduk agar diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Asas penggunaan kalorimeter adalah asas black. Setiap dua benda atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai keseim- bangan yaitu suhunya sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan energi (Pettruci, 1987).
Kalorimeter dikalibrasi menggunakan pemanas listrik yang diketahui jumlah energi panas dengan massa zat tertentu sehingga dapat menghitung suhu yang naik. Rumus factor kalibrasi adalah: factor kalibrasi = energi yang dilepaskan/kenaikan suhu = (V × i × t) / kenaikan suhu. Kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter sederhana dan kalorimeter bom (Syarifudin, 2010).
2.3. Jenis- jenis kalorimeter
Ada berbagai jenis kalorimeter, yaitu kalorimeter alumunium dan kalorimeter bom. Kalorimeter alumunium adalah kalorimeter yang didesain agar pertukaran kalor hanya terjadi didalam bejana kalorimeter dan menghindari pertukaran kalor kelingkungan sekitarnya. Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalor) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter larutan (Sholihah, 2012).
2.4. Kalor
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj). 1 kilokalori= 1000 kalori, 1 kilojoule= 1000 joule, 1 kalori   = 4,18 joule.
2.5. Karakteristik Susu
Meskipun secara fisik, susu berbentuk cair dan sering dianggap sebagai minuman, pada kenyataannya susu mengandung total padatan yang setara dengan kandungan total padatan berbagai jenis bahan pangan berbentuk padat. Sekitar 13 % padatan susu mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin dimana persentase komponen-komponen dalam susu tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan, tahapan dalam periode laktasi, musim dan keadaan makanan (Junaidi, 2001).
2.6. karakteristik Panas jenis bahan
Sebelum mengukur panas jenis suatu bahan yang perlu diperhatikan adalahdua atau lebih benda yang berbeda suhunya apabila bersentuhan cukup lama akan membentuk suhu akhir yang sama. Benda bersuhu tinggi memberikan kalor kepada benda bersuhu rendah. Kalor yang diberikan sama dengan kalor yang diterima. Pernyataan ini sesuai disebut dengan asas black. Alat yang sering digunakan dalam menghitung jumlah kalor disebut kalorimeter. Pada prinsipnya alat itu mempunyai dua dinding yang diantaranya dibatasi dengan bahan yang tidak mudah dilalui kalor (Soeparmo, 1994).
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari minggu, 30 November 2014 di Laboratorium Bioproses Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain timbangan analitik, kompor listrik, kalorimeter, gelas piala (beaker gelas) dan gelas pengaduk.
3.2.2    Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yank digunakan pada praktikum ini adalah susu indomilk, susu frisian flag, susu krimer, susu enak dan air mineral.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah kerja dalam praktikum adalah ini sebagai berikut:
1.      Diamati komposisi kimia susu seperti kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan mineral pada label produk.
2.      Diitung  panas spesifik dari masing-masing produk dengan rumus Heldman dan Singh (1981).
3.      Dipanaskan 100 ml air mineral dengan menggunakan kompor listrik.
4.      Dimasukan 100 gr susu kedalam 100 ml air panas.
5.       Dimasukan kedalam kaliometer selama 6 menit.
6.      Dihitung suhu awal dan selang waktu selama 2 menit.
7.      Diulang perlakuan ini untuk susu yang berbeda.
8.      Dicatat hasilnya dalam tabel pengamatan.


BAB V
PEMBAHASAN
Panas jenis merupakan banyaknya panas yang diperlukan untuk menimbulkan kenaikan suhu yang sama dan berbeda-beda dari suatu bahan ke bahan lainnya. Penentuan kapasitas panas jenis susu dilakukan dengan menggunakan suhu bahan yang telah diukur sebelumnya dengan kalorimeter dan dibandingkan dengan panas jenis air. Pada pengujian susu indomilk didapatkan kandungan mineralnya sebanyak 2,625gr, sedangkan kandungan gizinya sebanyak 100 gr. Sehingga untuk panas jenis air pada susu indomilk 5300 kalori  22154 joule, dan panas jenis susunya 1,767 kal/gC. Sedangkan Cp susu dengan pengujian sebanyak 124,241 g.
Pada pengujian susu frisian flag, kandungan mineralnya sebanyak 0,7875 gram. Dan panas jenis airnya 5300 kalori 22154 joule, panas jenis susunya 2,04 kal/gC sedangkan Cpsusu dengan pengujiannya sebanyak 117,279 g. Pada pengujian susu Enak didapatkan kandungan mineralnya sebanyak 2,71 gram. Dan kandungan sebanyak 100 gram. Untuk panas jenis air susu Enak sebesar 5300 kalori 22154 joule dan panas jenis susunya 2,14 kal/gC. Sedangkan Cpsusu dengan pengujian sebanyak 124,542 gram. Pada pengujian susu kremer, kandungan mineralnya sebanyak 2,8 gram. Sedangkan kandungan gizi sebanyak 100 gram. Untuk panas jenis air susu kreamer berkisar 5300 kalori 22154 joule, sedangkan untuk panas jenis susunya sebesar 1,89 kal/gC. Dan Cpsusu dengan pengujian sebanyak 124,874 gram.
Kapasitas panas jenis susu untuk tiap merk berbeda-beda, hal itu tergantung pada kandungan gizi tiap jenis susu dan berapa besar kandungannya. Adapun hal-hal yang mempengaruhi penentuan kapasitas panas jenis susu antara lain yaitu perbedaan komposisi susu, besarnya panas yang diberikan serta wujud dari bahan yang diukur kapasitas panas jenisnya dan massa bahan.
Untuk mengetahui panas jenis suatu bahan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap kandungan gizi tiap jenis susu, dan dari hasil pengamatan dan perhitungan diketahui bahwa susu enak mempunyai nilai kapasitas panas jenis susu yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis susu yang lainnya, hal tersebut terjadi karena susu enak adalah susu yang paling lengkap kandungan gizinya. Nilai dari kapasitas panas jenis tiap susu berarti bahwa susu tersebut berkemampuan untuk menimbulkan perubahan suhu dengan besar tertentu karena adanya panas yang diberikan.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas maka dapat diketahui bahwa masing-masing jenis susu memiliki panas jenis yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh kandungan bahan yang terdapat pada masing-masing merek susu tersebut. Merek susu yang memiliki panas jenis susu pengujian yang lebih tinggi terdapat pada susu Enak.

















BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil Pengamatan, perhitungan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.        Panas jenis merupakan banyaknya panas yang diperlukan untuk menimbulkan kenaikan suhu yang sama dan berbeda-beda dari suatu bahan ke bahan lainnya.
2.        Penentuan kapasitas panas jenis susu dilakukan dengan menggunakan suhu bahan yang telah diukur sebelumnya dengan kalorimeter dan dibandingkan dengan panas jenis air.
3.        Pada susu indomilk panas jenis susunya 1,767 kal/gC, susu frisian flag panas jenis susunya 2,04 kal/gC, susu enak panas jenis susunya 2,14 kal/gC, dan pada susu kremer panas jenis susunya sebesar 1,89 kal/gC.
4.        Faktor yang mempengaruhi penentuan kapasitas panas jenis susu antara lain yaitu perbedaan komposisi susu, besarnya panas yang diberikan serta wujud dari bahan yang diukur kapasitas panas jenisnya dan massa bahan.
5.        Merek susu yang memiliki panas jenis susu pengujian yang lebih tinggi terdapat pada susu Enak.
6.2. Saran
            Perlengkapan lab sudah bagus, pembinaan Co’ass juga sudah baik.
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya jauh lebih baik lagi.











DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, 2001. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Syarifudin. (2010). Buku Pintar Kimia untuk SMA. Scientific Press. Tangerang.
 Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4. Erlangga. Jakarta
Sholihah, Nita Rahmatus. 2012. Menentukan Panas yang Ditimbulkan oleh Arus Listrik dan Tara Kalor Listrik. Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Jakarta
Soeparno, 1994. Fisika. PT Pabelan. Surakarta.

















HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk membuat laporan tetap.












Mataram, 13 Desember 2014
Mengetahui,
Co.Assten Satuan Operasi                                                      Praktikan


 Laely Fitry Handayani                                                   Nurul Hafizah Najat
 Nim. 033C1J009                                                            Nim. J1B 013 083



Tidak ada komentar:

Posting Komentar