BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Balakang
Panas jenis merupakan panas yang
diperlukan untuk meningkatkan suhu yang sama atau berbeda dari suatu bahan ke
bahan yang lain. Panas jenis dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu yang terjadi
dan pengaruh panas jenis air. Susu merupakan produk yang kaya kandungan vitamin
dan mineralnya. Produk olahan susu dapat
berupa susu cair atau susu kental manis dimana masing-masing telah diberi
tambahan gizi sehingga kandungannya tidak lagi sama, begitu pula dengan panas
jenisnya. Pada percobaan ini kita akan menguji pada empat jenis susu dengan
merk yang berbeda-beda. Penentuan kapasitas panas jenis susu dilakukan dengan
menghitung terlebih dahulu kandungan mineral pada tiap-tiap jenis susu. Panas
spesifik merupakan jumlah panas yang bertambah atau hilang dari produk pangan
setiap ada perubahan satu unit suhu tanpa terjadinya perubahan bentuk
(kJ/kg.ÂșC). oleh karena itu perlu untuk kita mengetahui kapasitas panas jenis
atau panas spesifik produk susu pada empat jenis susu yang berbeda.
1.2.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengetahui kapasitas panas jenis atau
panas spesifik produk susu pada empat jenis susu yang berbeda.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat untuk
mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalorimeter adalah
kalorimeter campuran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang
kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain yang
agak lebih besar.kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat misalkan gabus
atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran kalor
dengan sekitar kalorimeter dapat dikurangi. Kalorimeter juga dilengkapi dengan
batang pengaduk. Pada waktu zat dicampurkan didalam kalorimeter, air dalam
kalorimeter perlu diaduk agar diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran
dua zat yang suhunya berbeda. Asas penggunaan kalorimeter adalah asas black.
Setiap dua benda atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang
bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu
lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai keseim- bangan yaitu suhunya
sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Kalor yang
dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan
energi (Pettruci, 1987).
Kalorimeter
dikalibrasi menggunakan pemanas listrik yang diketahui jumlah energi panas
dengan massa zat tertentu sehingga dapat menghitung suhu yang naik. Rumus
factor kalibrasi adalah: factor kalibrasi = energi yang dilepaskan/kenaikan
suhu = (V × i × t) / kenaikan suhu. Kalorimeter yang sering digunakan adalah
kalorimeter sederhana dan kalorimeter bom (Syarifudin, 2010).
2.3. Jenis- jenis
kalorimeter
Ada
berbagai jenis kalorimeter, yaitu kalorimeter alumunium dan kalorimeter bom.
Kalorimeter alumunium adalah kalorimeter yang didesain agar pertukaran kalor
hanya terjadi didalam bejana kalorimeter dan menghindari pertukaran kalor
kelingkungan sekitarnya. Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlah kalor (nilai kalor) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna
(dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Contoh
kalorimeter bom adalah kalorimeter larutan (Sholihah, 2012).
2.4. Kalor
Kalor
adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika zat
menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu
sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud
dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud
dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam
Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan dalam satuan kalori
(kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj). 1 kilokalori= 1000
kalori, 1 kilojoule= 1000 joule, 1 kalori
= 4,18 joule.
2.5. Karakteristik Susu
Meskipun
secara fisik, susu berbentuk cair dan sering dianggap sebagai minuman, pada
kenyataannya susu mengandung total padatan yang setara dengan kandungan total
padatan berbagai jenis bahan pangan berbentuk padat. Sekitar 13 % padatan susu
mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin dimana persentase
komponen-komponen dalam susu tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan,
tahapan dalam periode laktasi, musim dan keadaan makanan (Junaidi, 2001).
2.6. karakteristik
Panas jenis bahan
Sebelum mengukur panas jenis suatu bahan
yang perlu diperhatikan adalahdua atau lebih benda yang berbeda suhunya apabila
bersentuhan cukup lama akan membentuk suhu akhir yang sama. Benda bersuhu
tinggi memberikan kalor kepada benda bersuhu rendah. Kalor yang diberikan sama
dengan kalor yang diterima. Pernyataan ini sesuai disebut dengan asas black.
Alat yang sering digunakan dalam menghitung jumlah kalor disebut kalorimeter.
Pada prinsipnya alat itu mempunyai dua dinding yang diantaranya dibatasi dengan
bahan yang tidak mudah dilalui kalor (Soeparmo, 1994).
BAB II
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari minggu, 30 November 2014 di Laboratorium Bioproses
Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan
Praktikum
3.2.1. Alat
Praktikum
Adapun
alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain timbangan analitik,
kompor listrik, kalorimeter, gelas piala (beaker gelas) dan gelas pengaduk.
3.2.2 Bahan-bahan praktikum
Adapun
bahan-bahan yank digunakan pada praktikum ini adalah susu indomilk, susu
frisian flag, susu krimer, susu enak dan air mineral.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun
langkah-langkah kerja dalam praktikum adalah ini sebagai berikut:
1. Diamati
komposisi kimia susu seperti kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan mineral
pada label produk.
2. Diitung panas spesifik dari masing-masing produk dengan
rumus Heldman dan Singh (1981).
3. Dipanaskan
100 ml air mineral dengan menggunakan kompor listrik.
4. Dimasukan
100 gr susu kedalam 100 ml air panas.
5. Dimasukan kedalam kaliometer selama 6 menit.
6. Dihitung
suhu awal dan selang waktu selama 2 menit.
7. Diulang
perlakuan ini untuk susu yang berbeda.
8. Dicatat
hasilnya dalam tabel pengamatan.
BAB V
PEMBAHASAN
Panas
jenis merupakan banyaknya panas yang diperlukan untuk menimbulkan kenaikan suhu
yang sama dan berbeda-beda dari suatu bahan ke bahan lainnya. Penentuan
kapasitas panas jenis susu dilakukan dengan menggunakan suhu bahan yang telah
diukur sebelumnya dengan kalorimeter dan dibandingkan dengan panas jenis air.
Pada pengujian susu indomilk didapatkan kandungan mineralnya sebanyak 2,625gr, sedangkan
kandungan gizinya sebanyak 100 gr. Sehingga untuk panas jenis air pada susu
indomilk 5300 kalori 22154 joule, dan
panas jenis susunya 1,767 kal/g⁰C. Sedangkan Cp susu dengan pengujian sebanyak
124,241 g.
Pada
pengujian susu frisian flag, kandungan mineralnya sebanyak 0,7875 gram. Dan
panas jenis airnya 5300 kalori 22154 joule, panas jenis susunya 2,04 kal/g⁰C
sedangkan Cpsusu dengan pengujiannya sebanyak 117,279 g. Pada pengujian susu
Enak didapatkan kandungan mineralnya sebanyak 2,71 gram. Dan kandungan sebanyak
100 gram. Untuk panas jenis air susu Enak sebesar 5300 kalori 22154 joule dan
panas jenis susunya 2,14 kal/g⁰C. Sedangkan Cpsusu dengan pengujian sebanyak
124,542 gram. Pada pengujian susu kremer, kandungan mineralnya sebanyak 2,8
gram. Sedangkan kandungan gizi sebanyak 100 gram. Untuk panas jenis air susu
kreamer berkisar 5300 kalori 22154 joule, sedangkan untuk panas jenis susunya
sebesar 1,89 kal/g⁰C. Dan Cpsusu dengan pengujian sebanyak 124,874
gram.
Kapasitas
panas jenis susu untuk tiap merk berbeda-beda, hal itu tergantung pada
kandungan gizi tiap jenis susu dan berapa besar kandungannya. Adapun hal-hal
yang mempengaruhi penentuan kapasitas panas jenis susu antara lain yaitu
perbedaan komposisi susu, besarnya panas yang diberikan serta wujud dari bahan
yang diukur kapasitas panas jenisnya dan massa bahan.
Untuk
mengetahui panas jenis suatu bahan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap kandungan gizi tiap jenis susu, dan dari hasil pengamatan dan
perhitungan diketahui bahwa susu enak mempunyai nilai kapasitas panas jenis
susu yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis susu yang lainnya, hal
tersebut terjadi karena susu enak adalah susu yang paling lengkap kandungan
gizinya. Nilai dari kapasitas panas jenis tiap susu berarti bahwa susu tersebut
berkemampuan untuk menimbulkan perubahan suhu dengan besar tertentu karena
adanya panas yang diberikan.
Dari
hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas maka dapat diketahui bahwa
masing-masing jenis susu memiliki panas jenis yang berbeda-beda antara yang
satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh kandungan bahan yang terdapat
pada masing-masing merek susu tersebut. Merek susu yang memiliki panas jenis
susu pengujian yang lebih tinggi terdapat pada susu Enak.
BAB VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Dari hasil
Pengamatan, perhitungan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
1.
Panas jenis merupakan banyaknya panas
yang diperlukan untuk menimbulkan kenaikan suhu yang sama dan berbeda-beda dari
suatu bahan ke bahan lainnya.
2.
Penentuan kapasitas panas jenis susu
dilakukan dengan menggunakan suhu bahan yang telah diukur sebelumnya dengan
kalorimeter dan dibandingkan dengan panas jenis air.
3.
Pada susu indomilk panas jenis susunya
1,767 kal/g⁰C,
susu frisian flag panas jenis susunya 2,04 kal/g⁰C, susu enak panas
jenis susunya 2,14 kal/g⁰C, dan pada susu kremer panas jenis susunya sebesar
1,89 kal/g⁰C.
4.
Faktor yang mempengaruhi penentuan
kapasitas panas jenis susu antara lain yaitu perbedaan komposisi susu, besarnya
panas yang diberikan serta wujud dari bahan yang diukur kapasitas panas
jenisnya dan massa bahan.
5.
Merek susu yang memiliki panas jenis
susu pengujian yang lebih tinggi terdapat pada susu Enak.
6.2.
Saran
Perlengkapan lab sudah bagus,
pembinaan Co’ass juga sudah baik.
Diharapkan
untuk praktikum selanjutnya jauh lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Junaidi, 2001. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Syarifudin. (2010). Buku Pintar Kimia
untuk SMA. Scientific Press. Tangerang.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip
dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4. Erlangga. Jakarta
Sholihah,
Nita Rahmatus. 2012. Menentukan Panas yang Ditimbulkan oleh Arus Listrik dan
Tara Kalor Listrik. Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Jakarta
Soeparno,
1994. Fisika. PT
Pabelan. Surakarta.
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
membuat laporan tetap.
Mataram,
13 Desember 2014
Mengetahui,
Co.Assten
Satuan Operasi Praktikan
Nim. 033C1J009 Nim. J1B 013 083
Tidak ada komentar:
Posting Komentar