LAPORAN MINGGUAN
SATUAN OPRASI
ACARA VI
KESEIMBANGAN MASSA DAN ENERGI UNTUK DESTILASI AIR LAUT
OLEH:
NAMA: NURUL HAFIZAH NAJAT
NIM: J1B013083
KELOMPOK: 10
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Banyak cara yang dilakukan untuk
memperoleh air bersih, salah satunya yaitu dengan destilasi. Pada proses
destilasi terjadi pemanfaatan sinar matahari untuk memisahkan garam dari airnya
sehingga diperoleh air murni. Krisis air bersih pada beberapa tahun yang lalu
melanda banyak daerah di Indonesia. Sedangkan penyaluran air bersih belum mampu
memenuhi kebutuhan seluruh penduduk. Banyak masyarakat merasakan kesulitan,
terlebih pada musim kemarau yang panjang ini. Di pasaran, air minum kemasan
bisa lebih mahal dari bensinuntuk setiap liternya. Kebutuhan air industri juga
sangat besar, namun sumber daya alam amat terbatas, terutama di daerah-daerah
tanpa sumber air yang cukup sepanjang tahun. Sedangkan untuk daerah atau kota
di dekat pantai, air laut cukup berlimpah. Teknologi distilasi air laut atau
desalinasi sangat diharapkan untuk menghasilkan air tawar dengan produksi
tinggi tetapi dengan energi murah. Dengan kemampuan menguasai dan menerapkan
teknologi tepat guna, secara mandiri kita dapat membuat instalasi dengan biaya
investasi dan operasi yang relatif rendah.
1.2.
Tujuan Praktikum
Adapaun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk menegetahui keseimbangan massa energi
untuk destilasi air laut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Destilasi
Destilasi
adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik
didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan destilasi
bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti
pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya
apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih
tinggi). Misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara destilasi
bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom
fraksionasi. Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih tinggi
lebih banyak mengandung cairan yang mudah menguap, sedangkan cairan yang tidak
mudah menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah
pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian minyak bumi dan lain-lain
(Syarifudin, 2008)
2.2. Jenis-jenis
Destilasi
1. Destilasi
biasa ini digunakan untuk memisahkan dua macam zat atau lebih yang mempunyai
titik didih cukup besar.
2. Destilasi
uap merupakan suatu cara untuk memisahkan dan memurnikan senyawa organik yang
tidak larut ataupun sukar larut dalam air.Keuntungan cara destilasi ini adalah
bahwa campuran dapat terdestilasi di bawah titik didih zat organk tersebut dan
bahkan di bawah titik didih air, destilasi uap berguna untuk memisahkan zat
(tak larut dalam air) yang mempunyai tekanan uap relative rendah (5-10 mg Hg)
pada sekitar 100°C. Zat dengan tekanan uap sangat rendah tidak dapat
didestilasi dengan destilasi uap. Jadi dengan cara ini dapat dilakukan
pemurnian beberapa zat yang mempunyai titik didih tinggi.
3. Destilasi
vacum (tekanan rendah), destilasi ini untuk cairan yang terurai dekat titik
didihnya, sehingga untuk memisahkan diri dari komponennya tidak dapat dilakukan
dengan destilasi biasa, dalam destilasi dengan tekanan rendah, destilasi tidak
dilakukan pada tekanan barometer biasa, sehingga cairan tersebut dapat mendidih
jauh dibawah titik didihnya yang selanjutnya proses pemisahannya seperti biasa.
Perhitungan antara titik didih dan tekanan.
4. Destilasi
terfraksi, Hukum Roult mengatakan bahwa tekanan uap dari sebuah komponen
tertentu sebanding dengan tekanan uap murni dikalikan dengan fraksi molnya
dalam larutan tersebut (Sutrisno,2012).
2.3.
Macam-macam Teknik Destilasi
Pada destilasi biasa, tekanan uap diatas cairan adalah
tekanan atmosfir (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat
pada atmosfer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah
sama dengan titik didih destilat. Destilasi terfraksi,
digunakan untuk memisahkan campuran zat cair yang mempunyai perbedaan titik
didih tidak berbeda banyak. Maka dengan menggunakan kolom yang panjang dan
mempunyai sekat/trap yan banyak, ditiap trap akan terjadi proses penguapan
pengembunan sendiri yang berarti akan terjadi proses pemisahan kedua komponen
dalam banyak tahap. Pada bagian bawah akan terdapat campuran uap yang kaya
dengan fraksi yang mempunyai titik didih tinggi, sedangkan pada bagian atas
akan terdapat campuran uap yang kaya dengan. fraksi titik didih
rendah. Makin banyak trap yang dipunyai, makin banyak proses fraksinasi
tersebut, sehingga pemisahan akan terjadi lebih sempurna (Anonim, 2014).
2.4. Proses Kerja Destilasi
Prinsip destilasi adalah pemisahan komponen
dari campuran cairan melalui penyaringan yang tergantung kepada perbedaan titik
didih dari masing-masing komponen. Proses destilasi tergantung pula pada
konsentrasi komponen dan jenis tekanan uap dari campuran cairan. Proses
destilasi merupakan proses yang mirip dengan proses daur air di alam yang
bertujuan untuk membersihkan air dari kontaminan. Destilasi merupakan proses
yang menggunakan panas sehingga bakteri, virus dan zat-zat pencemar biologi
lainnya akan musnah. Destilasi merupakan proses yang mengumpulkan uap air yang
murni, uap air naik dari air yang dimurnikan, sisa-sisa hampir semua zat
pencemar lain tidak akan ikut menguap. Titik embun hasil penguapan memiliki
diameter yang variasinya tergantung pada lapisan permukaan, sehingga
titik-titik embun itu akan membentuk cairan, mekanisme pindah panas yang
efektif dan koefisien panas bahan yang sangat ekstrim juga menjadi faktor
penentu dalam pembentukan titik embun (Akhirudin, 2008).
2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Destilasi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
destilasi diantaranya yaitu intensitas radiasi matahari, suhu lingkungan,
keadaan awan, keadaan cuaca, kecepatan angin, luas destilator, kemiringan
destilator dan lamanya waktu proses destilasi. Faktor yang paling berpengaruh
dalam proses destilasi adalah suhu atau pemanasan. Jika pemanasan terlalu besar
dikhawatirkan akan terjadi flooding (banjir). Ciri dari flooding itu sendiri
adalah tertahannya cairan di atas kolom, pada saat terjadi flooding transfer
massa yang dihasilkan tidak maksimal. Ketika terjadi flooding, cairan tidak
dapat mengalir ke bawah lagi, tetapi akan terakumulasi atau bahkan dapat ikut
terbawa ke atas oleh uap, sehingga proses destilasi harus segera dihentikan
(Sutrisno, 2010).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Minggu 30 November 2014 di Halaman Parkir Fakultas
Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat Praktikum
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kolektor bertingkat, thermometer, thermokopel, stopwatch,
dan gelas ukur.
3.2.2. Bahan Praktikum
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air laut 1 galon.
3.3. Prosedur Kerja
1. Diletakkan
alat desikator menghadap sinar matahar.
2. Dimasukkan
air laut sebanyak yang diperlukan untuk memenuhkan alat kolektor bertingkat.
3. Diletakkan thermometer dan thermokopel masing-masing pada air laut, dinding kaca bagian dalam,
dinding kaca bagian luar, dinding alat desikator, dan pada lingkungan.
4. Diambil
data setiap satu jam selama 8 jam pengamatan.
5. Diambil
data radiasi sinar matahari dan kecepatan angin yang diperoleh dari data
Stasium Meteorologi dan Geofisika Selaparang.
6. Dihitung
dan dianalisa setiap data primer dengan setiap persamaan.
BAB V
PEMBAHASAN
Destilasi merupakan proses
pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didih dari komponen-komponen yang
akan dipisahkan. Destilasi sering digunakan dalam proses isolasi komponen,
pemekatan larutan, dan juga pemurnian komponen cair. Proses distilasi didahului
dengan penguapan senyawa cair dengan pemanasan, dilanjutkan dengan pengembunan
uap yang terbentuk dan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan
distilat. Dasar proses destilasi adalah kesetimbangan senyawa volatil antara
fasa cair dan fasa uap.
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil perhitungan yaitu radiasi yang
sampai ke bumi (Ih) adalah 381,6792 Joule, keawanan (Aw) adalah 387,149
Joule dan energi yang hilang saat proses destilasi (Qabs) adalah 577,484 Joule.
Hasil perhitungan untuk E yang terkumpul (Q) didapatkan hasil sebanyak 14, 92416 Joule,
untuk jumlah Q total sebanyak 110099,192 x 104 Joule,
jumlah Q efesiensi pada percobaan didapatkan 190,653 Joule
dan jumlah kapasitas dari percobaannya adalah sebanyak 6,75 m3/jam.
Dalam
praktikum ini digunakan alat destilator bertingkat, alat ini ditutup dengan
kaca transparan agar pada saat penguapan, air yang menguap tidak hilang tetapi
tertahan oleh kaca dan sinar matahari dapat mengenai bahan. Wadah tempat air laut
yang akan didestilasi di cat dengan warna hitam, ini dimaksudkan agar dapat
menyerap kalor dari radiasi matahari secara sempurna karena benda hitam
memiliki emisivitas sama dengan satu, kaca yang digunakan pada kolektor
bertingkat tersebut bukan kaca biasa melainkan kaca prisma yang dapat
membiaskan sinar matahari secara sempurna. Pada alat ini diletakkan 4
termometer yaitu termometer air laut, termometer lingkungan, termometer kaca
luar dan termometer kaca dalam.
Proses
destilasi berawal dari pengumpulan energi panas matahari dengan kolektor untuk
disimpan dan mendapatkan suhu yang lebih tinggi, adanya panas tersebut
menyebabkan suhu air laut meningkat dan menguap karena panas yang berasal dari
radiasi surya. Uap bergerak naik ke atas dan akan mengambun bila menyentuh
permukaan atap bagian dalam lalu sulingan disalurkan dan ditampung. Adapun
faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses destilasi yaitu suhu lingkungan,
kecepatan angin, luas destilator, kemiringan destilator. Selain itu proses
destilasi juga dipengaruhi oleh keadaan awan yang akan mempengaruhi intensitas
cahaya matahari yang sampai ke bumi, selain itu juga dipengaruhi oleh keadaan
cuaca yang berbeda-beda antara daerah yang satu dengan yang lainnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1.
Hasil Pengamatan
4.1.2 Tabel Pengamatan Destilasi Air
Laut
Jam
|
T
Dalam kaca
(0C)
|
T
Air laut
(0C)
|
T
Dinding
(0C)
|
T
Luar kaca
(0C)
|
T Lingkungan
(0C)
|
Va Tampungan
(m3)
|
Ket.
(Warna)
|
10.00
|
40
|
41
|
32
|
31
|
30
|
0
|
bening
|
11.00
|
45
|
54
|
44
|
34
|
34
|
0
|
|
12.00
|
50
|
62
|
50
|
42
|
41
|
8
|
|
13.00
|
59
|
67
|
54
|
45
|
42
|
10
|
|
14.00
|
68
|
70
|
60
|
48
|
45
|
12
|
|
15.00
|
60
|
65
|
55
|
40
|
40
|
18
|
|
16.00
|
55
|
60
|
50
|
39
|
38
|
19
|
|
17.00
|
50
|
57
|
48
|
38
|
33
|
20
|
Diketahui:
I max = 177,8 kal = 741,07
joule
I min = 0,00 kal = 0 joule
V angin = 8 knot = 14,4
km/jam
t
= 8 jam
β = 150
θ = 480
n = 2669 jam
Kc=Ki = 0,78
Rb = 0,7478
Rd = 8
T air laut = 30,275 = 303,275 K
Tlingkungan = 32oC = 305 K
T1max = 36oC = 309 K (Permukaan
dalam kaca)
T1min = 30oC = 303 K (Permukaan
luar Kaca)
Isc = 1353
γ = 21,348
v = 54
x = 0,43
e = 5,672 x10-4
α.γ = 0,86
(γ
β)1 = 0,76
L1 = 0,15
T = 5,6097 x 10-4
4.2 Hasil Perhitungan
4.2.1 Radiasi yang sampai di bumi
I = (I max – I min) sin n (t
- (t-1) ) + I min
= (741,07 – 0,00) sin
2669 (8 – (8 – 1) + 0,00
= 741,07 x 0,515
= 381,679
joule
4.2.2 Penentuan Keawanan
I0 =
Isc T ((1 + 0,33 cos 360 x n) / 370)
= 1353 (5,6097 x
10-4) ((1 + 0,33 cos 360 – 2669) / 370)
= (7589,92 x
10-4 ) ((-2667) / 370)
= -5,47 joule
aw = I n/I0
= 381,679 – (-5,47)
= 387,149 joule
4.2.3 Penentuan Energi Hilang
Rb = Cos (θ + β) cos l cos x + sin (θ + β) sin γ
= cos (48 + 15) cos 0,78
cos 0,43 + sin (48 + 15) sin 21,438
= (0,4539) (0,9999)
(0,9999) + (0,8910) (0,3654)
= 0,7793
Rb = 0,7478
Rd = 8
Id = 0,16 x In
= 0,16 x 381,679
= 61,06864
Ib = In – Id
= 381,679 – 61,06864
= 320,61036
Qabs = (α.γ) Ib Rb + (γ β)1
Id Rd
= (0,86)
(320,61036) (0,7478) + (0,76) (61,06864) (8)
= 577,484
4.2.4 Penentuan E Terkumpul
A = 0,48
H2 = Rb
x 30 x 14,4
= 0,7478 x 30 x 14,4
= 323,0496
uL3 =
=
= 5,182
Q = UL3A x (T1max - T1min)
= 5,182 x 0,48 x (309ok
- 303ok)
= 14, 92416
4.2.5 Penentuan Q
total
Q total = e . (Tal4 – T lingk4)
= 5,672 x 104
x (303,2754-3054)
= 5,672 x 104 x 19411
= 110099,192 x 104
4.2.6 Penentuan Q
efisien
Qef =
=
=
190,653
4.2.7 Kapasitas
Kapasitas =
=
= 2,8
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Destilasi
merupakan proses pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didih dari
komponen-komponen yang akan dipisahkan.
2. Hasil
perhitungan yang didapatkan berdasarkan data hasil pengamatan yaitu radiasi
yang sampai ke bumi (Ih) adalah 381,6792 Joule.
3. Jumlah
kapasitas dari percobaannya adalah sebanyak 6,75 m3/jam.
4. Destilasi
merupakan suatu sistem yang memanfaatkan sinar matahari sebagai energi panas.
5. faktor-faktor
lain yang mempengaruhi proses destilasi yaitu suhu lingkungan, kecepatan angin,
luas destilator, kemiringan destilator.
6.2.
Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya alat praktikum sebaiknya diganti
dengan alat yang kondisinya lebih baik dari yang sebelumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Akhirudin,
T., 2008. Desain Alat Destilasi Air Laut
dengan Sumber Energi Tenaga Surya
sebagai Alternatif Penyediaan Air Bersih. IPB Press. Bogor.
Anonim, 2014. Macam-macam
Destilasi. http://parmanrz.blogspot.com/2014/02/macam-macam-destilasi.html. diakses pada tanggal 2 Desember 2014.
Firman, Harry dan Liliasari. 2005. Kimia untuk SMU 1. Depdikbud. Jakarta
Syarifudin. 2008. Kimia. Tangerang. Scientific Press.
Sutrisno, E.T., 2010. Penuntun Praktikum Kimia
Dasar. Universitas Pasundan Press. Bandung
Turmala, Ela Sutrisno, Dra, M.S., 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.
Universitas Pasundan. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar