LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN OPRASI
ACARA V
PENGUKURAN BILANGAN REYNOLD UNTUK ALIRAN PRODUK PANGAN CAIR
OLEH
NURUL HAFIZAH NAJAT
J1B 013 083
KELOMPOK
10
PROGRAM
STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS
MATARAM
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Fluida merupakan zat cair yang dapat mengalir dan memberikan
sedikit hambatan terhadap permukaan bentuk ketika ditekan. Fluida dapat
bersifat cair, gas ataupun padat. Tanpa
disadari setiap hari kita pasti pernah
melihat aliran air seperti air sungai, air selokan, air yang melucur/air terjun
dan aliran air dalam pipa, ada yang
alirannya cepat dan ada juga yang lambat. Namun kita tidak pernah berfikir
bagaimana terjadinya aliran tersebut. Ada Tiga faktor yang bisa mempengaruhi keadaan aliran yaitu kekentalan
zat cair, rapat massa zat cair ρ (rho) dan diameter pipa. Oleh karena itu, pada
praktikum ini perlu untuk kita melakukan pengujian pada cairan dan mengetahui arti aliran laminer dan
turbulen.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari aliran yang melalui pipa
kapiler dan untuk mengetahui arti aliran laminer dan turbulen dan menentukan
kecepatan transisi antara kedua aliran.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Definisi Blangan Reynolds
Dalam
mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ)
terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya
tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk
mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen.
Namanya diambil dari Osborne Reynolds (1842–1912)
yang mengusulkannya pada tahun 1883. Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling
penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak
berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran
yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir
yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan,
keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis (kurnia, 2005).
2.2.
Fluida
Fluida merupakan suatu zat/bahan yang
dalam keadaaiun setimbang tak dapat menahan gaya atau tegangan geser (shear
force). Dapat pula didefinisikan sebagai zat yang dapat mengalir bila ada
perbedaan tekanan dan atau tinggi. Suatu sifat dasar fluida nyata, yaitu
tahanan terhadap aliran yang diukur sebagai tegangan geser yang terjadi pada
bidang geser yang dikenai tegangan tersebut adalah viskositas atau kekentalan/kerapatan
zat fluida tersebut (Raswari, 1986).
2.3.
Viskositas Fluida
Viskositas fluida merupakan ukuran
ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas
dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum
molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya
kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya – gaya kohesi pada zat cair bila
dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada
zat cair yang menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut (Ridwan,
2012).
2.4.
Aliran Laminer dan Turbulen
Dalam aliran laminar, partikel-partikel
fluidanya bergerak di sepanjang lintasan-lintasan lurus, sejajar dalam
lapisan-lapisan atau laminae. besarnya kecepatan-kecepatan dari laminaer yang
berdekatan tidak sama. Aliran laminar diatur oleh hukum yang menghubungkan
tegangan geser ke laju perubahan bentuk sudut, yaitu hasil kali kekentalan
fluida dan gradient kecepatan atau t = μ dv/dy. Kekentalan fluida tersebut
dominant dan karenanya mencegah setiap kecenderungan menuju kondisi-kondisi
turbulen. Aliran laminer
dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antarlapisan, yang mengakibatkan
saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam
skala yang besar (Kartasapoetra, 1990).
2.1. Penegrtian pipa dan jenis zat cair
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang
digunakanuntuk mengalirkan fluida dengan
tampang aliran penuh.Fluida yang dialirkan melalui pipa bisa berupa zat cair
atau gas dengan tekanan bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan
atmosfer. Apabila zat cair dalam pipa tidak penuh maka aliran termasuk kedalam
aliran terbuka atau karena tekanan dalam pipa sama dengan tekanan atmosfer (zat
cair didalam pipa tidak penuh), aliran termasuk kedalam pengaliran terbuka.
Karena mempunyai permukaan yang bebas maka fluida yang dialirkan adalah zat
cair. Tekanan dipermukaan zat cair disepanjang saluran terbuka adalah tekanan
atmosfer ( Triatmojo, 1996 ).
- BAB III
- METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Minggu, 30n Desember 2014 di Laboraturium Konservasi
Lingkungan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2.
Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat
Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah satu set pipa aliran kapiler, bak penampung atau ember,
dan gelas ukur.
3.2.2.
Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dala, praktikum ini
adalah air dan zat warna.
3.3. Prosedur
Kerja
Adapun langkah-langkah kerja dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Disiapkan alat praktikum
2.
Dialirkan air dalam pipa, kemudian
dicampur dengan zat pewarna.
3.
Dilakukan percobaan untuk aliran
laminer, transisi, dan turbulen.
4.
Diulangi masing-masing perlakuan
sebanyak tiga kali ulangan dan lakukan setiap lima detik.
5.
Dihitung bilangan rerynold untuk setiap
aliran
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1.
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan Aliran
Laminer, Transisi dan Turbulen
Aliran
|
Volume (ml)
|
Volume
rata-rata (ml)
|
Re
|
||
1
|
2
|
3
|
|||
Laminer
|
580
|
400
|
480
|
486,67
|
1.492,54
|
Transisi
|
660
|
600
|
560
|
606,67
|
|
Turbulen
|
800
|
790
|
790
|
793,33
|
17.164,17
|
4.2.
Hasil Perhitungan
Diketahui: ρ
= 1
A = πr2 = 3,14.10-4 m2
µ = 0,0804.10-6 Ns/m2
Ditanya: a. Debit (Q) =
…?
b.
Kecepatan (V) = …?
c.
Bilangan Reynold (Re) = …?
Penyelesaian
1.
Aliran Laminer
Volume =
4,87 x 10-4 m3
Waktu (t) = 27,07 s
a. Q =
=
=
m3/s
b. V =
=
=
m/s
c. Re =
=
=
2. Aliran Transisi
Volume =
6,07 x 10-4 m3
Waktu
(t) = 13 s
a. Q =
=
=
m3/s
b. V =
=
= 0,14m/s
c. Re
=
=
=
3.428,59
3.
Aliran Turbulen
Volume = 7,93 x 10-4 m3
Waktu (t) = 3,67 s
a. Q =
=
=
m3/s
b. V =
=
= 0,69 m/s
c. Re =
=
=
BAB V
PEMBAHSAN
Dalam mekanika fluida,
bilangan Reynolds adalah rasio antara
gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan
kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
Reynolds adalah bilangan yang tidak berdimensi yang menunjukkan sifat suatu aliran
sehingga besarnya tidak bergantung pada sistem yang dipakai. Reynolds menunjukkan bahwa untuk
kecepatan aliran yang kecil, zat warna akan mengalir dalam satu garis lurus
seperti benangatau sumbu pipa.
Aliran fluida
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, pertama aliran
laminier memiliki ciri yang berlapis-lapis contohnya aliran lambat dari cairan ke kental. Aliran
turbulen memiliki ciri aliran yang cepat contohnya aliran air pada sungai yang berarus deras dan
aliran transisi memiliki ciri aliran yang bergelombang.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu mengukur volume yang dihasilkan dari berbagi
jenis aliran. Di dapatkan hasil perhitungan pada aliran laminer debit volume
rata-rata dibagi dengan waktu hasilnya sebesar 1,79x10-5m3/s,
kecepatan yang dihasilkan sebesar 0,06 m/s, sehingga bilangan reynold yang
dapat diperoleh sebesar 1,492,54. Dimana pada percobaan pada aliran laminier
volume air yang dihasilkan paling sedikit dibandingkan pada aliran turbulen dan
transisi. Pada percobaan aliran transisi didapatkan hasil perhitungan debit
volume rata-rata dibagi dengan waktu hasilkannya sebesar 4,67x10-5 m3/s,
kecepatannya yaitu 0,06 m/s, dan hasil bilangan reynold yang dapat diperoleh sebesar 3,248,59. Adapun hasil
perhitungan pada aliran turbulen yaitu debit antara volume rata-rata diagi
dengan waktu hailnya 2,16x10-4 m2/s, kecepatannya sebesar
0,69 m/s, sehingga bilangan reynolnya
17,164,17. Diantara ketiga percobaan tersebut percobaan pada aliran turbulen
kecepatan aliran airnya sangat besar dan bergelombang yang menunjukkan tekanan
air pada pipa kapiler besar dan menghasilkan volume air yang besar juga.
Apabila angka Reynold kurang dari
pada 2000, aliran biasanya merupakan aliran laminier. Apabila angka Reynold lebih besar dari pada 4000,
aliran biasanya adalah turbulen. Sedangkan antara 2000 dan 4000 aliran dapat
laminier atau turbuler tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi
kerapatan jenis fluida dan luas dari wadah yang dilaluinya. Ada beberapa contoh
aliran fluida pada produk pangan yaitu pembuatan saos, pembuatan kecap, susu
cair, minuman berkaleng dan lain sebagainya.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, perhitungan
dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bilangan
Reynolds merupakan rasio antara gaya
inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan
kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
2. Aliran
fluida ada tiga jenis yaitu aliran laminer, aliran transisi, dan aliran
turbulen
3. Kecepatan
aliran air laminer 0,06m/s, transisi 0,14m/s,dan turbulen 0,69m/s.
4. Pada
aliran laminer volume air yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan
aliran tansisi dan turbulen.
5. Kecepatan
aliran air turbulen lebih besar dibandingkan dengan laminer dan transisi.
6.
Contoh aliran fluida pada produk pangan
yaitu pembuatan saos, pembuatan kecap, susu cair, minuman berkaleng dan lain
sebagainya.
6.2. Saran
Diharapkann
pada praktikum selanjutnya alatat/bahan-bahan yang sudah dibawa oleh praktikan
jangan sampai jadi sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia,
2005. Bilangan Reynol dan Aliran Laminer.
Universitas Pasunda.
Bandung.
Giles, R. V,. 1990. Mekanika Fluida dan Hidraulika. Erlangga. Jakarta.
Kartasapoetra. 1990. Teknologi
Pengairan Pertanian. Bina Aksara. Jakarta.
Raswari, 1986. Teknologi dan Perencanaan Sistem Perpipaan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Ridwan, 2012. Mekanika
Fluida. Dwimedia Press. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar